Waktu menaruh tas serta jaket di loker yang ada di aula puskesmas yang kebetulan bersebelahan dengan ruangan UGD, terdengar nada dering telephone dari kamar bersalin. Bidan jagalah melambaikan tangannya padaku. Saya berlalu mendekatinya. Beliau ajukan pertanyaan apakah perawat UGD telah datang, kugelengkan kepalaku. Saya kembali pada aula waktu beliau menempatkan gagang telephone.
Kuputuskan untuk duduk di kursi plastik dekat loker sembari menanti rekanku. Arlojiku tunjukkan jam 9. 20 waktu dia jalan 1/2 lari menghampiriku serta membungkukkan tubuh mohon maaf. Jari telunjukku menunjuk loker di belakangku. Dizka memahami serta segera menaruh barang-barangnya disana.
Selang beberapa saat, Dizka masuk ke ruangan UGD. Saya tak cepat-cepat turut lantaran masih tetap membalas pesan singkat. Waktu tengah berkonsentrasi menghimpit tombol di hp, lamat-lamat kudengarkan rekanku itu seakan-akan tengah mengobrol dengan seorang didalam ruangan UGD. Kutolehkan kepalaku ke belakang mencari sumber nada. Posisi meja perawat yang ada dekat dengan pintu masuk dari aula serta menghadap bed pasien mengijinkanku lihat Dizka yang tengah menghadap ke meja serta mengangguk-anggukkan kepalanya. Meja perawat itu juga tertutup gorden terlipat, jadi saya tak dapat lihat lawan bicaranya.
Saya saat itu juga mengerutkan dahi lantaran penasaran bercampur heran. Perlahan-lahan kuturunkan kepalaku mendekati lantai. Kupusatkan perhatian mengintip kolong meja dari sisi bawah gorden yang menggantung 30cm diatas lantai untuk sebatas memberikan keyakinan diri bahwa memanglah ada orang yang duduk di belakang meja. Jantungku seakan berhenti sesaat waktu yang kutemukan cuma ruangan kosong gelap dibawah meja.
Kubetulkan posisi dudukku waktu Dizka menghampiriku. " Ibu perawatnya aneh banget sih? Saya mohon maaf tidak digubris ", Dizka menuturkan kondisinya. Saya mengerutkan serta mengangkat ke-2 alisku sembari menempatkan tampang prihatin, " Diz, perawatnya belom datang ".
Saat itu juga mata Dizka terbelalak mendengar responku. Dia perlahan-lahan melihat ke belakang. Dengan langkah perlahan-lahan dia menggamit tanganku masuk ke ruangan UGD. Sepi. Kami beringsut ke ruangan tidur petugas, juga kosong. Di depan ruangan UGD juga sekian, tak ada orang sekalipun.
Dengan muka pucat Dizka ajukan pertanyaan nyaris berbisik, " Selalu gue baru saja ngomong sama sapa, Yu? "
1 comments:
Click here for commentsAssalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau
ConversionConversion EmoticonEmoticon