Sahabat Bisa Jadi Cinta


Hai nama saya Dita. Saya kenalin teman dekat saya nih, Echa, Pita, Meme serta Evan. Kita telah temanan dari kelas 1 SD hingga saat ini SMA kelas 2. Kita senantiasa sekolah ditempat yang sama, mungkin saja IQ kita sama kali ya?
O iya gue mempunyai orang yang gue sukain satu diantara mereka, yakni Evan. Anaknya itu cool, cuek, pandai serta tinggi. Saya tertarik dengan kepribadiannya yang cuek serta pendiem. Dia bisa menarik perhatian cewek dengan sifatnya itu. SAAIIIDDD…!!!
Oh, BTW.. Saya sukai sama dia itu dari kelas 1 SMP. Namun saya tidak berani ngomong. Soalnya saya takut tidak diterima Evan. Selalu persahabatan kita jadi hancur serta hilang satu per satu.

Satu hari waktu saya lagi sendiri dirumah, tak tahu waktu saya baru bangun tidur siang, kok rumah saya jadi sepi. Ya telah saya mandi serta siap siap, tidak tau maksud gue ingin keluar itu kemana? Saya SMS saja rekan-rekan saya. Namun apa yang berlangsung? Mereka seluruhnya tidak ada yang balas, OMG…!!! Namun ada satu SMS paling akhir, saya kirain dari operator atau sms “mama minta pulsa” atau apa gitu, nyatanya bukanlah! Itu dari Evan my bebeb muach-muach (kaya’ gitu sich yang dikatain rekan-rekan saya saat ketemu atau ngapain sama orang yang mereka sukai. Jadi saya hanya ikutan.) Saya tidak nyangka…

“Lagi nganggur tidak? ”
“Nggak, knp? ” Balas dia,
“Keluar yuk!!!? Mencari panorama gitu atau ngapain kek!? ” Dengan membulatkan tekad saya ngajak dia keluar,
“Ya telah, ama anak anak tidak? ”
“Nggak, hanya kita doang!!! Anak-anak saya sms tidak ada yang bales. ”
“O, ya udah…”

“YES” Ucap saya dalam hati. Lantaran telah dapat ngajak Evan keluar hanya berduaan. Soalnya, kita tidak pernah keluar sendiri-sendiri kaya’ gini, terkecuali ada acara. Tak tahu mengapa menurutku hari ini tidak kaya’ umumnya anak-anak ngilang dengan misterius serta orangtuaku ngilang. Telah deh saya tidak mikirin.

Pada akhirnya Evan datang juga. Sesudah saya nunggu dia selam 15 menit. Dia datang dengan menggunakan baju kotak-kotak hijau gelap, dengan lengan dicincing selengan. Dia ganteng banget…!!! hingga mata ini tidak dapat di ajak kompromi untuk di ajak berkedip. Lalu…
“Hey mengapa anda ngeliatin saya kaya’ gitu? Mari pergi! Kelak keburu malem lo..! ”
“I… iya, mari pergi!!! ” Jawab saya dengan terbata-bata lantaran kaget,
“Emang kita ingin kemana sich? ” Tanya’ Evan,
“Gimana jika ke taman kota? Asik tuh klao malem minggu kan? Pasti di sana rame serta meriah!!? ”
“Ya telah mari!! Apa sich yang tidak buat teman dekat saya!? ” Sembari ngusek-ngusek rambut saya. Jadi malu deh saya digituin.

Hingga sana kita segera nemuin lautan pedagang serta manusia yang tengah nikmati indahnya malam minggu.

“Eh, itu jajan kegemaran kita seluruhnya kan? Rambut nenek? ” (namun bukanlah rambut nenek yang beneran lo ya..!!!) spontan saya seplos kaya’ gitu. Soalnya jajanan kaya’ gitu telah langka di market. Lestarikan jajanan tradisional ya friend!
“Iya, beli yuk! ” jawab Evan senang,
“Ayo!! ”

Kita juga terbenam dalam susana malam minggu yang romantis ini. Saya tidak nyangka bakal berlangsung peristiwa kaya’ gini.

“duch…. saya lelah nih!! Jalan selalu, telah ya kita berhenti di sini?! ” Ajak Evan. Kita juga berhenti di suatu kursi taman yang sepi dari keramaian.
“Iya, saya juga lelah! Namun asik kan? ” jawab saya,
“Iya, jadi keinget saat lantas saat kita seluruhnya di sini.. ” kenang Evan pada saat lantas kecilan kita seluruhnya, waktu keluarga kita piknik berbarengan.
“Iya.. ” jawab saya,

Dalam waktu relatif cepat kita diam dalam nada malam. Tak tahu apa yang ada di pikiran Evan waktu diam seperti ini. Seperti tengah ada yang di pikirkan. Pasti itu utama! Saya jadi berdebar-debar. Saya telah tidak tahan lagi nahan rasa ini ke dia.

“Eh.! ” Kita mengatakan dengan berbarengan,
“Mau ngomong apa? ” saut saya,
“Nggak, anda dahulu saja! ” jawab Evan mengalah,
“Nggak anda saja, saya tidak demikian utama kok! ”
“Emmmm…. a.. a.. saya sayang banget sama anda!!!! ” Sahut Evan dengan terbata-bata. jantungku segera berdegup kencang, lantaran tidak nyangka dengan apa yang disebutkan Evan baru saja.
“HAAH? Anda beneran katakan gitu? Ini bukanlah mimpi indahku yang umum saya alamin setiap malam kan? ” jawabku tidak menyangka
“Beneran Dit! Saya sukai sama anda itu dari kelas 1 SMP. Saya takut ngungkapin ini ke anda. Saya takut jika kelak anda nolak saya serta persahabatan kita jadi hancur serta hilang satu persatu. Saya tidak mau kita berpisah lantaran hal yang remeh serta lantaran individu. Anda ingin kan serta terima saya jadi pacar saya kan? ” terang Evan panjang lebar,
“Aku juga sama kaya’ anda. Saya tidak mau kita berpisah lantaran hal semacam ini. Saya juga telah lama memendam ras ini ke kamu”
Kita juga berpelukan. Hmmm…. lega pada akhirnya dapat ngungkapin perasaan yang telah lama mengganjal di hati.

Mendadak nada yang hening beralih keseluruhan jadi situasi yang indah serta jelas. Seruan genbira datang dari belakang hampiri kita. Nyatanya seluruhnya ini sudah direncanain oleh mereka termasuk juga Evan. Hmmm…. seluruhnya senag kita dapat jadian. Nyatanya mereka seluruhnya telah tau dari Evan, lantaran Evan suak sharing ke mereka.

Malam yang indah. Tersebut hal yang tidak pernah disibakkan bisa terwujud. Lantaran orang yang kita angggap tidak perduli dengan kita nyatanya menaruh hal yang sama.
Previous
Next Post »