Kado Buat Sang Istri



Sore itu ditemani semburat jingga langit senja, seperti umum kau jemput saya dari kampu serta dalam perjalanan pulang itu ada saja yang kau katakan padaku. Ada saja yang membuatku tertawa saat mendengar setiap celotehmu. Lantas kadang-kadang kau sentuh tanganku yang melingkar dipinggangmu sembari tersenyum menggoda, “jangan ngantuk lhooo”. Ahh, kau senantiasa tahu bahwa saya kerap sekali mengantuk, bahkan juga di jalan sekalipun.

Lantas saat dirumah, seperti pagi itu saya capek. Bangun pagi-pagi serta mempersiapkan sarapan untukmu, kerjakan pekerjaan rumah saat sebelum pergi ke universitas. Kau dengan suka hati berkata, “hun, ini cuciannya tinggal dibasuh yaa? ”

Ahhh, lantas kau ambillah alih pekerjaanku itu.

Pernah saya dirumah sendirian tengah malam. Ayah serta bunda baru ada masalah dirumah tetangga. Kau pergi ke swalayan yang lumayan jaraknya. Lantas mendadak listrik mati. Malam itu saya tengah di depan laptop sendirian. Mendadak sebagian menit lalu, ada nada suatu motor. Kau pulang. “sayang, ndak apa2 kan? Ayah sama bunda belum pulang ya? Mas cemas e anda sendirian dirumah cocok mati listrik”

Hahh. Serta kau pulang cuma untuk bertanya itu? Astagaaa.

Atau satu pagi saya tengah sangatlah capek bahkan juga tidak pernah mempersiapkan sarapan untukmu. Lantas kau bawakan suatu nampan diisi satu gelas kopi hangat, sebagian potong brownies, serta anggur.

“hun, sarapan dahulu yaaaa” katamu sembari tersenyum lebar, lalu menyuapiku sepotong brownies yang kemudian kau juga mengonsumsi brownies yang sama juga dengan yang kau suapkan untukku.

Kerapkali kau memandangi wajahku sembari tersenyum. “kenapa mas? ” tanyaku. Kau katakan, “ seneng, istriku cantik sekaliiiiii” serta kalimat itu terucap dibarengi suatu senyum menggoda di wajahmu. Serta pasti saya bakal menunduk dalam-dalam. Malu. “Ehh, itu merah pipinya, Istriku cantik jika lagi malu gitu”

Ahh kau nakal sekali, kerap bikin pipiku merona kemerahan. tidak taukah? Bahwa perlu saat lama untuk mengaku bila saya sukai kau katakan demikian? Serta kau juga kerap katakan,

“mmm, makasi ya sayang…”

“kenapa mas? ” tanyaku

“karena anda telah ingin jadi istriku, jadi umminya Azzam, Kayla sama Ridwan juga insyaallah”

Kerap kau dengan sabar memerhatikan bacaan Al Quranku yang masih tetap terbata.

Hmm. Lantas pernah malam itu. Kau pandangi wajahku lekat-lekat, kau sentuh pipi serta keningku. Lantas kau katakan ”kelak, akulah orang pertama yang bakal lihat suatu kerutan di sini”

Ahh serta mendadak saya demikian terharu. Pelan kumendekat padamu serta saya menangis dalam pelukanmu. Sayang, begitu saya mau temanimu sampai akhir usiaku. Sampai tumbuh uban di kepalamu serta saya tahu kau bakal terus jadi yang tertampan untukku.

Nyaris sembilan bln. pernikahan kita saying. Serta begitu, telah kau berikanlah padaku suatu hadiah cinta simpel namun itu sangatlah bermakna untukku. Saya tidak perlu beberapa barang elegan, cincin emas, kalung, mobil atau rumah. Bukanlah, bukanlah itu. Saya telah sangatlah bahagia di cintai oleh seorang lelaki simpel sepertimu dengan suatu cinta yang simpel juga.

Kau yang demikian shalih. Suatu kehalihan yang simpel. Tidak pernah kau berkata “ anda mesti begini… mesti begitu”. Namun kau kerjakan kau contohkan saat sebelum kau katakan padaku seluruhnya itu.

Ya. Tersebut kau, seseorang lelaki simpel dengan cinta simpel. Sayang, apabila Allah ijinkan. Mau sekali saya jadi istri shalihah untukmu. Sampai bidadari juga cemburu padaku. Mau sekali, membersamaimu melangkahkan kaki sampai Jannah kelak.

Ya Allah, Jagalah cinta kami supaya selalu menyemai kebaikan serta barokah. Jagalah hati kami supaya selalu mencintaiMu lantaran cuma dengan cinta kepadaMu lah perjalanan kami bakal jadi gampang.
Previous
Next Post »

1 comments:

Click here for comments
May 27, 2017 at 3:58 PM ×

http://mynewbloggerjes.blogspot.com/2017/05/taipan-qq-mencoba-aksi-makan-jagung.html

Congrats bro callysta berlien you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar