Janur Kuning, kisah Letkol Soeharto yang ganteng dan berwibawa

Jenderal Sudirman (Deddy Soetomo) walau dalam keadaan sakit serta ditandu tetapi ia masih tetap memimpin perang gerilya. Jenderal Sudirman menyangsikan perjalanannya ke Jogya lantaran cemas kesepakatan Roem Royen bakal sama juga dengan perjanjian-perjanjian pada awal mulanya. Tetapi Letnan Suharto (Kaharuddin Syah) memberikan keyakinan Jenderal Sudirman untuk masuk kota Jogya lantaran Belanda sudah kalah perang. Terlebih Presiden serta wakil presiden sudah kembali pada Jogya cuma tinggal TNI yang belum kembali pada Jogya. Bila Jenderal Sudirman menampik kembali Ke Jogya jadi pemerintahan bakal timpang serta tak jalan. Pada akhirnya Jenderal Sudirman luluh serta ingin dibawa ke Jogya dengan ditandu.

Dalam upacara saat mengecek barisan prajurit TNI, Jenderal Sudirman hampiri seseorang prajurit gagah berani benama Komarudin. Komarudin mohon maaf pada Jenderal Sudirman lantaran ia pernah lakukan kekeliruan dalam mengkalkulasi hari, tetapi juga sebagai seseorang prajurit yang gagah berani, ia dikira tak bersalah oleh Jenderal Sudirman. Dalam pidatonya Jenderal sudirman mengutamakan bila kita yaitu cinta damai tetapi lebih cinta Kemerdekaan dari Belanda yang sudah bikin persatuan serta kesatuan Indonesia bercerai berai. Dalam keadaan sakit Jenderal Sudirman tak dapat tenang, ia tak habis piker mengapa Belanda membatalkan kesepakatan Renville. Sesaat Jenderal Sudirman bila bisa pilih ia bakal mati di medan perang di banding ia mesti mati ditempat tidur.

****

Di tempat tinggalnya Istri Suharto, Siti Hartinah yang tengah hamil tua mempunyai perasaan yg tidak enak. Ia bertanya apakah latihan perangnya jadi atau tak. Tetapi Suharto memberikan keyakinan bila perasaan itu yaitu bawaan bayi.

Disamping itu rakyat Jogya di kejutkan dengan nada raungan kapal terbang diatas langit Jogya. Termasuk dengan Sri Sultan Hamengku Buwono serta Suharto yang di buat kaget. Awal mulanya masyarakat menduga bila itu yaitu latihan perang, tetapi Suharto selekasnya tanggap serta meminta istrinya untuk mempersiapkan perlengkapan. Suharto selekasnya mencari tahu apa yang berlangsung. Pada akhirnya ia mengambil rangkuman bila Belanda mau merebut lapangan terbang Maguwo.

Suharto memerintahkan untuk menyiarkan lewat RRI Jogya dengan poin-poin seperti berikut : Kita sudah terserang, Pada tanggal 19 Desember 1948 Angkatan Perang Belanda menyerang Kota Jogyakarta serta lapangan terbang Maguwo (lebih dikenal dengan Agresi Militer Belanda 2), Angkatan Perang Belanda sudah membatalkan kesepakatan gencatan senjata serta paling akhir Seluruhnya angkatan perang menggerakkan gagasan yang sudah diselenggarakan u ntuk hadapi serangan Belanda. Suharto juga mengharapkan supaya Pasukan Siliwangi ikut berjuang untuk menjaga ibukota Republik Indonesia ini. (Jogya saat itu, skg Ibukota Indonesia yaitu Jakarta). Tetapi sayang sekali Pasukan Siliwangi sudah ditarik kembali pada Jawa Barat.

Pada akhirnya terjawab telah oleh Suharto, perasaan tak enak yang dihadapi oleh istrinya yaitu lantaran Ibukota bakal terserang. Pada akhirnya Istri Suharto diminta untuk mengungsi, disamping itu Jenderal Sudirman diduga telah keluar dari istana Jogyakarta. Sedang Suharto menyuruh anak buahnya untuk membakar markas sesudah dokumen-dokumen utama sudah ia singkirkan.

Baku tembak pada pasukan TNI dengan Belanda juga berlangsung. Belanda bergerak masuk ibukota. Untuk perjuangan, jadi Jenderal Sudirman untuk sesaat saat diminta menyingkir dari Jogya. Sedang Suharto coba berikan perlawanan pada Belanda. Jenderal Sudirman tak menduga bila Belanda menyerang Belanda dari Maguwo. AKhirnya untuk perjuangan, Jenderal Sudirman juga menyingkir dari Jogya. Rakyat juga di buat kalang kabut disebabkan pendudukan Belanda di Ibukota Jogyakarta. Sesaat dari pihak Indonesia jatuh banyak korban dari beberapa pejuang. Pos Pertolongan juga sangat terpaksa di didirikan di pinggiran kota lantaran cemas Belanda bakal selekasnya masuk kota. Yang menonjol, Di Indonesia mempunyai prajurit yang gagah berani bernama Komarudin. Ia menantang Belanda dengan dadanya.

Belanda sukses menempati kota Jogya. Untuk mengamankan bila berlangsung situasi yang darurat, Presiden Sukarno kekuasaan pada menteri kemakmuran untuk membuat pemerintahan di Sumatera Barat bila setiap saat berlangsung situasi darurat di Ibukota, jadi pemerintahan bakal di pindahkan ke Sumatera Barat. Disebabkan pendudukan Belanda, rakyat jadi sulit dibuatnya, beberapa orang yang dicurigai juga sebagai TNI ditangkap. Sedang Suharto serta anak buahnya selalu meneruskan perang gerilya. Dengan menyamar juga sebagai petani Suharto serta anak buahnya dengan jalan kaki menyingkir dari kota Jogya lewat hutan-hutan sembari memberi perintah tiap-tiap berkunjung di komandan perang di sector yang di lalui. Suharto juga mempersiapkan kiat untuk bikin serangan balasan pada Belanda.

Pasukan Belanda makin melakukan tindakan sewenang-wenang pada warga pribumi yg tidak tahu apa-apa. Yang dikira ekstrimis di tangkap. Dalam pelariannya pasukan yang dipimpin Suharto bertemu dengan prajurit Belanda. Dalam baku tembak yang berlangsung dengan Belanda, Suharto di isukan mati tertembak. Sampai bikin kemarahan prajuritnya. Tetapi gosip itu tak berjalan lama, lantaran Suharto pada akhirnya nampak ditengah-tengah mereka.

Disamping itu Belanda selalu berupaya memecah iris masyarakat dengan bikin kekacauan. Belanda dibantu oleh pengkhianat-pengkhianat bangsa lakukan aktivitas yang meresahkan orang-orang. Rakyat yang telah menanggung derita dari kekejaman Belanda, tetapi masih tetap ditambah menanggung derita dengan tingkah beberapa pengkhianat bangsa. Disamping itu SUharto mempersiapkan Serangan balasan pada pihak Belanda. Untuk menandai serangan yang ke-2, jadi sinyal yang bakal di pakai yaitu Janur Kuning.

*******

Suharto terima surat dari Istrinya yang menyampaikan kabar bahwa ia bakal selekasnya melahirkan. Sewaktu sekian sesungguhnya ia mau di rekani oleh suaminya, Suharto, tetapi mengingat pekerjaan Suharto yang berat jadi ia juga tahu serta mensupport perjuangan Suharto.

Untuk membuat kiat penyerangan, Suharto mengkoordinasikan gagasan penyerangan dengan cara masak. Gagasan penyerangan bakal di kerjakan pada 1 Maret 1949. untuk menyemangati perjuangan rakyat, Suharto memberi kepercayaan bila Indonesia masih tetap dapat. Suharto mau tunjukkan pada dunia bila Indonesia masih tetap mempunyai angkatan perang yang tangguh. Untuk berikan sinyal pada serangan kelak, jadi Suharto menyuruh untuk menggunakan sinyal Janur kuning yang di kalungkan. Dengan di Bantu oleh elemen orang-orang serta TNI yang menyatu, jadi Serangan umum 1 Maret 1949 juga berlangsung. Indonesia mempunyai seseorang pejuang yang gagah berani serta tak takut mati seperti Komarudin. Walau kerapkali melakukan tindakan diluar kendali tetapi keberanian yang diperlihatkan untuk membela Indonesia bikin prajurit yang lain turut semangat.

Pertempuran sengit juga berlangsung. Pasukan belanda yang dipimpin oleh Kolonel Van Langen Kocar Kacir. Pasukan Indonesia selalu maju serta memukul jantung pertahanan Belanda. Pada akhirnya pertempuran sepanjang 6 Jam di Jogya membawa hasil untuk Indonesia. Jogya kembali di kuasai oleh RI.

****

Dalam histori, pengambil gagasan untuk serangan 1 Maret yaitu Suharto, tetapi sesudah Suharto meninggal dunia, polemic juga nampak bila pengambil ketentuan serangan sesungguhnya yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Tetapi sayang sekali untuk merluruskan histori ini kedua-duanya saat ini sudah tidak ada. Wallahu a’lam.

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share

About Admin MC3

This is dummy text. It is not meant to be read. Accordingly, it is difficult to figure out when to end it. But then, this is dummy text. It is not meant to be read. Period.

Related Post